Masalah
Pencemaran Udara pada akhir-akhir ini seolah terlupakan karena
masyarakat lebih sering mendengar masalah Perubahan Iklim/Climate Change ataupun
Pemanasan Global/Global Warming yang diakibatkan oleh efek Gas Rumah Kaca/GreenHouse Gases. Meskipun aktivitas yang menyebabkan terjadinya Pencemaran Udara dan Gas Rumah Kaca seringkali sama, namun unsur-unsur penyebabnya berbeda, dan dampaknya juga
berbeda. Sehingga upaya untuk mitigasi dan adaptasinya juga tidak selalu sama.
Pada kedua masalah Polusi Udara dan Gas Rumah Kaca ini sektor Transportasi sangat berperan.
Pencemaran udara atau Polusi
Udara diakibatkan oleh kegiatan yang mengeluarkan/meng-emisi-kan bahan2 kimia
maupun partikel2 ke udara yang dapat berbahaya bagi manusia atau kehidupan
organisme lain. Sedangkan Gas Rumah Kaca
(GRK) adalah gas2 kimia di atmosfir yang dapat menghalangi radiasi sinar
matahari yang dipantulkan dari bumi keluar angkasa sehingga menyebabkan
terjadinya pemanasan.
Polusi Udara terutama terdiri
dari bahan kimia Sulphur Oksida (SOx), Nitrogen Oksida (NOx), Karbon Mono Oksida (CO), Timah Hitam (Pb), dan Partikel2. Bahan kimia seperti CO dan Pb adalah bahan
beracun yang sangat berbahaya bagi manusia.
Sedangkan GRK terutama adalah
Karbon DiOksida (CO2)
dan Methan (NH4).
CO2 adalah gas yang secara alamiah merupakan unsur atmosfir (bersama O2, H2,
H2O, dll), mempunyai karakteristik tidak beracun, tidak berbau, dan tidak
berwarna. Begitu pula Methan tidak beracun, namun bersifat mudah terbakar.
Dengan kata lain, CO2 yang merupakan unsur utama GRK adalah bukan termasuk
unsur Polusi Udara.
Mekanisme :
Polusi Udara terutama disebabkan
karena bahan2 pencemar udara yang di-emisikan
terjebak dalam lapisan atmosfir yang paling rendah. Udara yang tercemar
tsb terhalang oleh lapisan udara yang lebih hangat diatasnya , dan karena
lemahnya pergerakan angin atau tophografi yang dikelilingi pegunungan , maka
udara tercemar tsb menjadi terjebak dan seolah melayang-layang /tidak berpindah
menyelimuti areal tertentu. Keadaan ini disebut penomena Thermal Inversion.
GRK bekerja dengan menyerap
sebagian radiasi infra red yang dipancarkan bumi, dan menyebarkan nya kembali
ke berbagai arah , yang akibatnya adalah memanaskan permukaan bumi dan lapisan
atmosfir yang lebih rendah.
Dampak :
Polusi Udara lebih bersifat lokal
pada daerah atau kota tertentu namun dampak nya terhadap manusia lebih bersifat
langsung . Sedangkan dampak GRK bersifat global dan sistemik, namun baru
dirasakan setelah jangka waktu lama yaitu pemanasan global dan perubahan iklim.
Dampak langsung Polusi Udara
bagi kesehatan manusia terutama
menyebabkan penyakit yang berkaitan dengan pernapasan , kulit dan allergi.
Menurut WHO setiap tahun
diperkirakan sekitar 2,4 juta orang meninggal karena Polusi Udara.
Menurut beberapa sumber, kematian
akibat Polusi Udara setiap tahun sesungguhnya melebihi kematian yang
diakibatkan oleh kecelakaan lalulintas.