Digital Audio Workstation alias DAW merupakan sebuah sistem rekaman yang berbasis komputer dan di rancang untuk
menggantikan studio rekaman yang sudah lama alias tradisional. DAW
memiliki hampir untuk segala kemampuan dari studio perekaman tradisional, yang seperti multi track
recording dan playback, juga penggunaan berbagai macam fx untuk keperluan mixing seperti
reverb, EQ, dan Compressor.
DAW modern bahkan memiliki kemampuan yang tak
dimiliki oleh sistem studio rekaman masa lalu seperti kemampuan untuk melakukan undo, non
destructive editing, vocal correction, drum replacement, amp simulator, dan juga lainnya.
Studio berbasis DAW terdiri atas 5 komponen
utama yaitu:
1. Multi Track Software. Disini adalah software yang kita gunakan untuk memproses data hasil rekaman. Biasanya sudah dilengkapi plug in seperti compressor, reverb, EQ, amp simulator, drum replacement, dsb. Beberapa Software yang banyak digunakan adalah:
- Logic.
- Sonar.
- Cubase / Nuendo.
- Digital Performer.
- Pro Tools.
- dan lainnya.
2. Computer. Computer berfungsi
sebagai host dari Multi Track
Software, dan Audio Converter. Computer juga menyediakan
processing power yang diperlukan untuk operational audio dan plug in. Computer
untuk DAW memiliki spesifikasi yang berbeda dengan kebanyakan computer kantoran
atau game. Beberapa spesifikasi tambahan adalah:
-
Tingkat kebisingan yang rendah
-
Operating System yang di set untuk
penggunaan software audio
-
Hard Disk yang memiliki cluster
size lebih besar
-
Sound Card on-board yang dimatikan
untuk mencegah conflict
-
dsb
3. Audio Converter. Berfungsi untuk
merubah signal analog menjadi digital, juga kebalikan nya yaitu digital menjadi
analog. Converter yang kita maksud disini berbeda dengan sound card kebanyakan
yang sering dipakai untuk rumahan atau game. Perbedaan adalah:
-
Memiliki input yang lebih banyak
untuk dapat merekam beberapa instrument secara bersamaan. Biasanya antara 4
hingga 12 input.
-
Bisa di link. Apabila satu buah
converter tak mencukupi, maka beberapa buah converter dapat di link untuk
menyediakan input yang lebih banyak.
-
Dapat merekam dengan sample rate
yang lebih tinggi.
-
Memiliki bit resolution / dynamic
range yang lebih baik. Rata-rata converter audio saat ini memiliki noise floor
sekitar 115 dBFS.
-
Memiliki fitur Free Latency
Monitoring. Fitur ini bisa
diibaratkan seperti mixer yang berada di sound card, sehingga audio dikeluarkan
lagi sebelum di proses oleh multi track software. Keuntungan nya adalah latency
( keterlambatan ) yang sangat kecil, bahkan terkadang
tidak ada sama sekali. Dalam zero latency monitoring, yang di dengar adalah
signal sebelum diproses.
4. Speaker Monitor. Yang dimaksud disini adalah speaker yang flat dan dirancang khusus untuk kebutuhan mixing / mastering. Speaker flat ini berbeda dengan speaker rumahan, memiliki frequency response yang merata dari 30 Hz - 20 kHz. Dengan kata lain, speaker jenis ini jujur dalam me-reproduksi hasil mixing anda. Inilah yang diperlukan seorang Sound Engineer pada saat mixing. Yaitu mendapatkan gambaran akurat dari frequency berbagai instrument yang sedang di mixing. Apabila speaker yang anda gunakan untuk mixing tidak flat, maka telinga anda akan tertipu oleh speaker dan tidak dapat menentukan frequency dengan tepat
5. Microphone. Berfungsi sebagai transducer yaitu merubah gelombang suara di udara menjadi variasi voltase yang nanti nya akan dirubah menjadi data digital oleh converter.
Sistem perekaman
suara dengan tehnik Musik Digital ini sebelumnya sudah dirintis oleh instrumen
tipe Synclavier/PostPro, yaitu kombinasi instrumen synthesizer, sequencer serta
perekaman suara 8 jalur. Alat tersebut banyak digunakan dalam penulisan dan perekaman
musik film, misalnya untuk film Back to The Future III, The Abyss,
serta serial Friday The 13th.
Jika semula
tehnik rekaman Musik Digital ini hanya terjangkau oleh studio-studio rekaman
profesional (semacam Abbey Road Studio), maka belakangan ini sistem perekaman suara
secara digital dengan media cakram/CD/MP3-file juga mulai dapat dinikmati oleh
mereka yang anggarannya relatif lebih terbatas , dan biasanya mereka kerjakan
di rumah sendiri (Home Digital Musik Recording). Hal ini dimungkinkan dengan
adanya paket-paket perekam suara untuk komputer PC dan Apple Macintosh.
[img]
Semua proses
pengerjaan dari lagu/instrument tersebut mulai dari recording, mixing dan
mastering dikerjakan di rumah dengan menggunakan Sound-Card M-Audio fast-track
MK-II dengan menggunakan keyboard-controller Yamaha PSR 450. Untuk proses
recording, editing sampai dengan mixing kami menggunakan Cubase 5.5, sedangkan
untuk proses mastering saya menggunakan Wave-Lab.
Apa
itu Wavelab? Wavelab merupakan aplikasi audio editing khususnya untuk mastering
audio. Window yang sangat penting dalam melakukan berbagai proses mastering
tersebut adalah:
Wave
window
Tampilan utama wavelab, yang
memperlihatkan representasi grafis dari file audio. Window tersebut secara
default akan terlihat ketika anda memasukkan file (menu file > new wave)
atau men-drag file ke wavelab. Tampilan wave window tersebut terdiri dari dua
bagian:
-
Yang di bawah adalah tampilan utama, dan
disitulah di mana anda dapat melakukan
berbagai operasi editing audio seperti copy, cut, paste, menggeser,
menghapus, dll.
-
Bagian atas adalah Ikhtisar dan berfungsi
untuk memudahkan menavigasi melalui file view yang lebih panjang.
Master
Section
Ini adalah
bagian yang sangat penting dari Wavelab, disebut Master Section. Ini memiliki
beberapa manfaat antara lain:
• Menambah
real-time efek plug-in prosesor.
• Memantau dan
mengendalikan level output dari setiap cahanel Wavelab.
• Melakukan
dithering.
Audio
Montage
Window Montage
Audio memungkinkan anda mengkompilasi dan mengedit (mastering) beberapa file
sekaligus. Anda dapat langsung membuat/burning CD atau DVD dengan Audio Montage
tersebut.
Wavelab juga memfasilitasi berbagai fitur untuk management file audio anda,
fitur tersebut adalah:
Audio
Database Window
Database Audio
adalah cara mudah untuk menyimpan dan mengatur audio file dalam perpustakaan
dan kategori yang terhubung ke hardisk computer anda, sehingga dapat dengan
mudah untuk dicari/di akses kembali.
Workspace
window
Jika anda
membutuhkan wavelab untuk melakukan fungsi tertentu terhadap data yang lebih
dari 1 track, dan masing-masing file tersebut terkait, anda dapat menggunakan
workspace agar lebih mudah mengaturnya.
Persiapan
Sebelum Lagu Direkam
Kadang kita kesulitan dalam mixing
sebuah lagu juga dikarenakan materi lagu tersebut memang buruk. Untuk
menghindari permasalahan-permasalan materi musikal, sebelum sebuah lagu direkam
di studio recording atau home recording sendiri sebaiknya kita memperhatikan
hal-hal yang tidak kalah penting dari proses recording. Berikut point-point
yang perlu diperhatikan :
·
Tema. Tentukan dengan jelas tema lagu, termasuk genre/aliran dan warna
musiknya. Tema yang tidak jelas akan membingungkan juga bagaimana mixing
lagunya.
·
Melody. Melody adalah rangkaian bunyi musical dari berbagai nada dengan
panjang-pendek beragam yang ditata secara logis (tidak acak) sehingga memiliki
arti yang bisa ditangkap oleh telinga. Secara teknis, melodi biasanya dibuat
dengan memperhatikan gerak naik-turun nada, pola ritmik, nada dasar yang
digunakan, bentuk/struktur musik hingga pengaruhnya terhadap emosi pendengar.
Oleh karena itu, melody merupakan sesuatu yang membedakan antara lagu satu
dengan lagu lainnya. Lagu yang memiliki melody vocal/instrument bagus biasanya
akan mudah diingat pendengar. Karena melody adalah bagian lagu yang mampu
mengkomunikasikan emosi kepada pendengar.
·
Ritme dan Harmony. Ritme merupakan pengaturan logis rangkaian bunyi berdasar
lama-singkatnya ia dibunyikan agar menghasilkan sebuah gagasan musical. Ritme
adalah pengiring sebuah lagu, contoh: streaming guitar dan rangkaian perkusi
drum. Sedangkan harmony adalah keselarasan berbagai bunyi yang terkandung dalam
sebuah lagu.
·
Lyrics. Kata/kalimat yang dinyanyikan dalam sebuah lagu adalah bagian dari lagu
yang paling minim bahkan jarang untuk dirubah/diimprovisasi ketika lagu
tersebut dibawakan ulang. Jadi, sebelum lyrics tersebut diabadikan dalam sebuah
rekaman, pastikan kata/kalimat tersebut merupakan yang terbaik dan paling
mewakili cerita yang terkandung dalam sebuah lagu.
·
Struktur Lagu dan Arransemen. Intro-verse1-song-chorus/reff-/ending/coda merupakan struktur lagu yang
perlu ditata sedemikian rupa seperti apa yang lagu tersebut butuhkan. Ada
bebrapa lagu yang tidak membutuhkan intro, ada lagu yang reff diulang hingga
empat kali dan lain-lain. Pada faktanya, tidak ada aturan yang baku, namun pada
dasarnya lagu tersebut akan mendikte bagaimana struktur lagu tersebut tertata
dengan sendirinya. Sedangkan aransemen adalah tindakan kreatif dalam
mengkombinasikan komposisi lagu, seperti menentukan instrument apa saja yang
dimainkan ketika intro, reff atau ending, bagaimana memainkannya dan menentukan
kombinasi yang tepat antara instrument dengan struktur lagu.
·
Instrument Character. Instrument satu dengan lainnya memiliki character sound yang berbeda.
Pilih instrument (alat musik, peranti fx, amplifier dll) yang mewakili
character lagu tersebut. Dan tentukan setting yang tepat hingga sound
instrument tersebut sesuai dengan character yang dimaksud. Karena pada proses
mixing, kita tidak dapat melakukan banyak perubahan pada character dari sound
aslinya.
·
Performance (pitch, timing,
technique, dynamic). Dari semua
bagian lagu, perfomence merupakan hal terpenting dalam proses recording. Materi
lagu yang bagus belum tentu hasilnya bagus jika direkam dengan perfomence
player yang buruk.
·
Pitch/not/titi nada. Adalah tinggi rendahnya nada dari sumber bunyi dengan frekuensi
tunggal. Pada penerapannya, sebuah lagu yang bagus sebaiknya tiap instrument
memainkan nada pada ketinggian pitch yang berbeda. Contoh : bass memainkan not
C oktav1, guitar oktav 2, piano oktav 3 dan seterusnya. Selain itu, mainkan
nada-nada pada pitch yang terjangkau. Contoh : vocal, karena semakin sulit
menjangkau nada tersebut, semakin sulit juga control tunenya, yang berarti
riskan sumbang/fals.
·
Timing. Skill lain musisi yang sama pentingnya adalah ‘bermain stabil’ atau
sering juga disebut ‘pas tempo’. Karena sebuah lagu akan nyaman didengar jika
timing lagu tersebut stabil.
·
Technique. perfomence bagus bukan berarti dimainkan dengan teknik yang sulit, tapi
dimainkan dengan teknik yang dikuasai.
·
Dynamic. Naik turunnya emosi lagu juga dipengaruhi bagaimana musisi memainkan
instrumentnya. Sebagian musisi ahli memainkan emosi pendengar melalui dinamika
lagunya.
·
Kualitas perangkat instrument
dan recording. Untuk
mendapatkan bahan (hasil tracking) yang berkualitas, harus didukung juga dengan
perangkat instrument dan peranti rekam yang baik. Dengan begitu, proses mixing
akan lebih maximal jika dimulai dengan bahan yang maksimal.
Menyimpan Hasil Rekaman/Export Audio
Mixdown di Nuendo/Cubase
Setelah anda merekam, tracking,
editing dan mixing, anda akan menyimpan (export) hasil recording anda menjadi
file audio stereo. Pada Cubase dan Nuendo istilah exporting disebut dengan
proses mixdown. Hal ini sangat sederhana, tapi jika anda tidak memahaminya
proses mixdown tidak akan menjadi pekerjaan sulit, pada umumnya masalah yang
terjadi adalah munculnya caution/peringatan “The left and right locators must
be set”. Nah, tutorial kali ini akan membahas bagaimana cara proses mixdown
project anda dengan benar:
Setting
Left and Right Locators
Pada proses
mixdown, locator ini berfungsi sebagai penanda rentang dari kiri hingga kanan
yang ingin/termasuk dalam mixdown. Sederhananya cubase/nuendo hanya akan
memixdown file yang termasuk dalam blok locator tersebut. Temukan locator
tersebut dibagian atas, seperti gambar bendera berbentuk segitiga.
Untuk
mengaturnya, anda cukup menempatkan locator di kiri (awal lagu) hingga di kanan
(akhir lagu) menggunakan mouse, atau dengan shortcut ctrl+a lalu tekan tombol p
pada keyboard. Locator yang benar warnanya biru, dan jika berwarna merah
berarti salah (terbalik), nuendo/cubase tetap akan mengexport file tersebut
tapi isinya kosong.
Audio
Mixdown
Setelah
menseleksi project dengan locator, masuk lah ke menu > file > export >
audio mixdown. Akan muncul window dengan beberapa pengaturan.
File
Format
Anda dapat
mengexport dengan berbagai pilihan format, seperti:
-
Wave File (*.WAV)
-
AIFC File (*.AIF)
-
AIFF File (*.AIF)
-
MPEG 1 Layer 3 File (*.MP3)
-
OggVorbis File (*.OGG)
-
Windows Media Audio File (*.WMA)
-
Wave 64 File (*.WAV)
Sebaiknya anda
memilih Wave File (*WAV) yang merupakan kualitas Audio CD, agar memudahkan
proses pada mastering nantinya.