Minyak Bumi (dalam bahasa Inggris adalah petroleum,
dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum
– minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap,
atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa
area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran
kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi
bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya. Minyak bumi terdiri
dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen dan karbon.
Saat ini, sejumlah besar ilmuwan secara umum berpendapat
bahwa minyak bumi adalah makhluk hidup purbakala yang di bawah tekanan suhu
tinggi dan setelah melalui proses pengolahan dalam jangka waktu yang panjang
serta lamban, maka makhluk hidup zaman purbakala baru berubah menjadi minyak
bumi. Namun, yang membuat para ilmuwan bingung adalah sebenarnya butuh berapa
kali organisme prasejarah dalam skala besar terkumpul dan terkubur, baru bisa
menghasilkan minyak bumi yang sedemikian banyak seperti sekarang ini?
Masalah ini terjawab di majalah Scientist akhir November 2003. Penulis artikel tersebut yakni Jeffry S. Dukes dari Universitas Utah, melalui hasil hitungan dari data industri dan geokimia serta biologi yang ada sekarang: 1 galon minyak bumi Amerika, ternyata membutuhkan 90 ton tumbuhan purbakala sebagai bahan material, artinya 1 liter minyak bumi berasal dari 23,5 ton tumbuhan purbakala. Lalu berapa tumbuhan yang dapat mencapai 23,5 ton itu? Hasil hitungan didapati, bahwa itu setara dengan 16.200 meter persegi jumlah tanaman gandum, termasuk daun, tangkai dan seluruh akarnya.
Mengapa membutuhkan makhluk hidup purbakala dalam jumlah yang sedemikian besar baru bisa mengubahnya menjadi minyak bumi?, Penyebabnya adalah bahwa minyak bumi harus di bawah tekanan suhu tinggi, dengan demikian baru bisa menghasilkan minyak bumi, lalu setelah makhluk hidup purbakala mati, jika penguburan tidak cepat, maka akan lapuk dan terurai. Namun, masalahnya adalah sebenarnya berapa besar rasio makhluk hidup purbakala berubah menjadi energi fosil?, Penulis mengatakan: Kurang dari 1/10.000 !!!, Sebab sebagian besar karbon kembali ke atmosfer setelah melalui penguraian. Dan sejumlah kecil yang tersisa baru dapat berubah menjadi bahan bakar fosil.
Selanjutnya penulis mengatakan: Berdasarkan hitungan jumlah pemakaian minyak bumi seluruh dunia tahun 1997, energi fosil yang dihabiskan seluruh dunia waktu itu setara dengan 400 kali lipat jumlah semua tumbuhan di atas bumi yang bisa menghasilkan minyak.
Masalah ini terjawab di majalah Scientist akhir November 2003. Penulis artikel tersebut yakni Jeffry S. Dukes dari Universitas Utah, melalui hasil hitungan dari data industri dan geokimia serta biologi yang ada sekarang: 1 galon minyak bumi Amerika, ternyata membutuhkan 90 ton tumbuhan purbakala sebagai bahan material, artinya 1 liter minyak bumi berasal dari 23,5 ton tumbuhan purbakala. Lalu berapa tumbuhan yang dapat mencapai 23,5 ton itu? Hasil hitungan didapati, bahwa itu setara dengan 16.200 meter persegi jumlah tanaman gandum, termasuk daun, tangkai dan seluruh akarnya.
Mengapa membutuhkan makhluk hidup purbakala dalam jumlah yang sedemikian besar baru bisa mengubahnya menjadi minyak bumi?, Penyebabnya adalah bahwa minyak bumi harus di bawah tekanan suhu tinggi, dengan demikian baru bisa menghasilkan minyak bumi, lalu setelah makhluk hidup purbakala mati, jika penguburan tidak cepat, maka akan lapuk dan terurai. Namun, masalahnya adalah sebenarnya berapa besar rasio makhluk hidup purbakala berubah menjadi energi fosil?, Penulis mengatakan: Kurang dari 1/10.000 !!!, Sebab sebagian besar karbon kembali ke atmosfer setelah melalui penguraian. Dan sejumlah kecil yang tersisa baru dapat berubah menjadi bahan bakar fosil.
Selanjutnya penulis mengatakan: Berdasarkan hitungan jumlah pemakaian minyak bumi seluruh dunia tahun 1997, energi fosil yang dihabiskan seluruh dunia waktu itu setara dengan 400 kali lipat jumlah semua tumbuhan di atas bumi yang bisa menghasilkan minyak.
Minyak mentah atau crude oil adalah cairan coklat
kehijauan sampai hitam yang terutama terdiri dari karbon dan hidrogen. Teori
yang paling umum digunakan untuk menjelaskan asal-usul minyak bumi adalah
“organic source materials”. Teori ini menyatakan bahwa minyak bumi merupakan
produk perubahan secara alami dari zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa
tumbuhan dan hewan yang mengendap selama ribuan sampai jutaan tahun. Akibat
dari pengaruh tekanan, temperatur, kehadiran senyawa logam dan mineral serta
letak geologis selama proses perubahan tersebut, maka minyak bumi akan
mempunyai komposisi yang berbeda di tempat yang berbeda.
Teori pembentukan minyak bumi ada 2, yaitu :
1.
Teori
Biogenesis (Organik)
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: “minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”
2.
Teori
Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain 2).
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain 2).
Elemen atau unsur minyak bumi bisa dibagi menjadi 5
bagian.
~
Batuan induk (Source):
batuan yang mempunyai banyak kandungan material organik. Batuan ini biasanya
batuan yang mempunyai sifat mampu mengawetkan kandungan material organik
seperti batu lempung atau batuan yang punya banyak kandungan material organik
seperti batu gamping.
~
Batuan penyimpan (Reservoir):
batuan yang mempunyai kemampuan menyimpan fluida seperti batu pasir dimana
minyak atau gas dapat berada di antara butiran batu pasir. Atau bisa juga di
batu gamping yang banyak rongga-rongganya. Intinya batu yang punya rongga dan
rongga-rongga ini terhubung satu sama lain.
~
Batuan penutup (Seal):
batuan yang impermeable atau batuan yang tidak gampang tembus karena berbutir
sangat halus dimana butiran satu sama lain sangat rapat.
~
Migrasi (Migration):
berpindahnya minyak atau gas bumi yang terbentuk dari batuan induk ke batuan
penyimpan sampai dimana minyak dan gas bumi tidak dapat berpindah lagi.
~
Jebakan (Trap): bentuk
dari suatu geometri yang mampu menahan minyak dan gas bumi untuk dapat
berkumpul.
Proses juga tidak
kalah pentingnya dengan unsur penyusun minyak bumi. Kalau kita punya unsur tapi
proses tidak mendukung atau sebaliknya maka minyak bumi juga tidak akan
terbentuk. Proses juga bisa dibagi menjadi 5
tahap.
~
Pembentukan (Generation):
Tekanan dari batuan2 di atas batuan induk membuat temperatur dan tekanan
menjadi lebih besar dan dapat menyebabkan batuan induk berubah
dari material organik menjadi minyak atau gas bumi.
~
Migrasi atau perpindahan (Migration):
Senyawa hidrokarbon (minyak dan gas bumi) akan cenderung berpindah dari batuan
induk (source) ke batuan penyimpan (reservoir) karena berat jenisnya yang
ringan dibandingkan air.
~
Pengumpulan (Accumulation):
Sejumlah senyawa hidrokarbon yang lebih cepat berpindah dari batuan induk ke
batuan penyimpan dibandingkan waktu hilangnya jebakan akan membuat minyak
dan gas bumi terkumpul.
~
Penyimpanan (Preservation):
Minyak atau gas bumi tetap tersimpan di batuan penyimpan dan tidak berubah oleh
proses lainnya seperti biodegradation (berubah karena ada mikroba-mikroba yang
dapat merusak kualitas minyak).
~
Waktu (Timing): Jebakan
harus terbentuk sebelum atau selama minyak bumi berpindah dari batuan induk ke
batuan penyimpan.
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan.
Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Di Indonesia penambangan minyak
terdapat di berbagai tempat, misalnya Aceh, Sumatera Utara , Kalimantan , dan
Irian Jaya.
Minyak mentah (cruide oil) mengandung sekitar 500 jenis
hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 hinggga 50, karena titik didih karbon telah
meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C dalam molekulnya.Oleh karena itu
pengolahan (pemurnian =refining ) minyak bumi dilakukan melalui distilasi
bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi)
dengan titik didih yang mirip.Mula-mula minyak mentah pada suhu sekitar 400°C, kemudian
dialirkan ke dalam menara fraksionasi.